Sejarah Gaya Renang: Dari Bertahan Hidup Hingga Menjadi Olahraga

Sejarah Gaya Renang - Dari Bertahan Hidup Hingga Menjadi Olahraga

Renang telah menjadi keterampilan dasar bagi manusia, yang berkembang dari cara bertahan hidup menjadi olahraga yang terstruktur. Sejarah gaya renang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dengan teknik awal yang digunakan untuk menyeberangi perairan dan pelatihan militer.

Seiring waktu, gaya-gaya ini disempurnakan menjadi bentuk yang lebih jelas, hingga akhirnya muncul empat gaya kompetitif yang Kamu kenal sekarang: gaya bebas, gaya punggung, gaya dada, dan gaya kupu-kupu.

Artikel ini membahas bagaimana gaya renang berkembang sepanjang sejarah, perannya dalam berbagai budaya, dan bagaimana gaya-gaya tersebut berubah menjadi teknik kompetitif modern.

Latar belakang olahraga renang

Latar belakang olahraga renang

Renang telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia selama ribuan tahun, dengan bukti yang menunjukkan bahwa manusia purba mengembangkan teknik dasar renang untuk tujuan bertahan hidup dan budaya.

Peradaban kuno seperti Mesir, Yunani, dan Romawi mendokumentasikan kegiatan renang melalui mural, patung, dan teks, yang menunjukkan betapa pentingnya renang dalam kehidupan mereka. Seiring waktu, renang berkembang dari keterampilan dasar menjadi aktivitas yang terstruktur, dan hal ini memengaruhi teknik renang yang Kamu lihat saat ini.

Renang dalam Peradaban Kuno

Salah satu gambaran paling awal tentang renang berasal dari sekitar tahun 10.000 SM, berupa lukisan gua yang ditemukan di Gua Para Perenang di wilayah Gilf Kebir, Mesir.

Ilustrasi ini menunjukkan sosok manusia yang melakukan gerakan menyerupai gaya dada dan gaya anjing, menandakan bahwa renang sudah dianggap sebagai keterampilan yang dikenal saat itu.

Selain itu, lukisan pada makam-makam Mesir dari tahun 2000 SM memperlihatkan perenang yang menggunakan gerakan tangan dan kaki secara terkoordinasi, yang semakin menegaskan bahwa renang dipraktikkan dan dihargai dalam masyarakat kuno.

Orang Yunani dan Romawi juga sangat menghargai renang, bahkan menjadikannya bagian dari kehidupan sehari-hari. Di Yunani kuno, renang dianggap sebagai keterampilan penting dan sering diajarkan bersama lari dan gulat sebagai bagian dari pelatihan militer dan olahraga.

Sejarawan Yunani, Plato, bahkan menyatakan bahwa seseorang yang tidak terdidik adalah “yang tidak bisa membaca atau berenang,” yang menunjukkan bahwa renang dianggap sebagai kemampuan dasar. 

Pemandian umum dan kolam menjadi tempat umum di masyarakat Yunani dan Romawi, di mana orang berkumpul untuk rekreasi, kebersihan, dan olahraga.

Prajurit Romawi dilatih untuk berenang menyeberangi sungai dengan gerakan yang menyerupai gaya dada, menunjukkan betapa pentingnya renang dalam strategi militer. Bahkan, Romawi membangun kolam buatan khusus untuk pelatihan renang, dan beberapa di antaranya cukup besar untuk mengadakan bentuk awal kompetisi renang.

Renang Sebagai Keterampilan Bertahan Hidup

Sebelum renang menjadi olahraga, kegiatan ini terutama berfungsi sebagai keterampilan bertahan hidup. Manusia purba mengandalkan perairan alami untuk berburu, mencari makanan, dan bermigrasi, sehingga mereka mengembangkan teknik-teknik untuk bergerak secara efisien di air.

Sungai dan danau menjadi sumber utama makanan, dan kemampuan untuk berenang memungkinkan manusia purba menangkap ikan, mengumpulkan tanaman air, serta bepergian dengan lebih efektif. Suku-suku yang tinggal di dekat pantai atau sungai secara alami memasukkan renang ke dalam rutinitas harian mereka, sehingga keterampilan ini diwariskan ke generasi berikutnya.

Migrasi juga berperan besar dalam membentuk teknik renang. Ketika manusia mulai menyebar ke berbagai benua, menyeberangi sungai dan danau menjadi hal penting untuk bertahan hidup. Mereka yang bisa berenang memiliki keunggulan, karena bisa melintasi perairan sambil membawa perbekalan, bahkan membantu mereka yang tidak bisa berenang.

Dalam beberapa kasus, rakit sederhana digunakan bersama teknik renang untuk mengangkut barang dan orang. Gaya renang seperti sidestroke dan tendangan kaki dasar (flutter kick) kemungkinan besar dikembangkan selama penyeberangan awal ini, karena memungkinkan pergerakan yang lebih terkendali di arus yang deras.

Perdagangan juga turut menyempurnakan keterampilan renang. Peradaban yang aktif dalam perdagangan maritim dan perikanan harus mampu bertahan hidup jika terjadi kecelakaan di laut.

Catatan sejarah menyebutkan pelaut Fenisia dan Viking sebagai perenang yang sangat terampil, mampu menavigasi perairan yang ganas dan menyelamatkan anggota kru lainnya. Penggunaan praktis renang seperti ini menjadi dasar bagi teknik-teknik yang kemudian disempurnakan untuk keperluan olahraga dan rekreasi.

Perkembangan Gaya Renang Tertentu

Perkembangan Gaya Renang Tertentu

Gaya renang telah berkembang pesat selama berabad-abad, dari teknik bertahan hidup yang sederhana hingga menjadi gerakan yang disempurnakan dalam olahraga kompetitif. Perenang zaman dahulu menggunakan gaya-gaya dasar seperti gaya dada dan gaya samping (sidestroke), yang lebih mengutamakan penghematan energi dan stabilitas.

Setiap gaya berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan akan kecepatan, daya tahan, dan teknik yang lebih baik—dan inilah yang membentuk renang modern seperti yang Kamu kenal sekarang.

Gaya Dada (Breaststroke)

Gaya dada merupakan salah satu gaya renang tertua yang pernah tercatat, dengan asal-usul yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Lukisan-lukisan dari Mesir, Yunani, dan Romawi kuno sering menggambarkan sosok manusia yang berenang dengan gerakan yang sangat mirip dengan gaya dada.

Versi awal gaya ini menggunakan gerakan tangan secara bersamaan dan tendangan seperti kaki katak, menjadikannya gaya yang cocok untuk berenang di perairan tenang. Tidak seperti gaya yang dirancang untuk kecepatan, gaya dada pada masa lalu lebih mengutamakan kontrol dan daya tahan, sehingga menjadi pilihan utama untuk renang jarak jauh.

Pada abad ke-17, gaya dada menjadi salah satu gaya pertama yang didokumentasikan dalam buku. Pada tahun 1696, penulis Prancis Melchisédech Thévenot menggambarkannya dalam buku The Art of Swimming, memperkuat posisinya sebagai teknik yang diakui.

Ketika renang kompetitif mulai berkembang pada abad ke-19, gaya dada sudah menjadi gaya yang disukai karena kestabilannya dan cocok untuk perenang dari berbagai tingkat kemampuan.

Meskipun gaya dada tetap hampir tidak berubah selama berabad-abad, renang kompetitif memperkenalkan sejumlah penyempurnaan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi.

Perenang awal menggunakan teknik dengan kepala tetap di atas air, yang menyebabkan banyak hambatan dan memperlambat gerakan. Lama-kelamaan, para perenang menyadari bahwa posisi tubuh yang lebih ramping dan dekat dengan permukaan air dapat mengurangi hambatan dan memungkinkan gerakan yang lebih mulus.

Pada tahun 1930-an, muncul teknik baru seperti underwater pullout dan tendangan lumba-lumba (dolphin kick), yang meningkatkan kecepatan dan momentum. Namun, variasi-variasi ini kemudian diatur agar kompetisi tetap adil.

Gaya dada modern kini mencakup tarikan tangan yang terkoordinasi, tendangan kuat, dan fase meluncur yang dirancang untuk memaksimalkan efisiensi sekaligus menghemat energi. Perenang kompetitif juga fokus pada start dan putaran yang eksplosif, menggunakan teknik bawah air untuk mendapatkan keunggulan.

Gaya Samping dan Trudgen

Gaya samping dulunya sangat disukai karena efisien dan memudahkan pernapasan, sehingga menjadi pilihan utama untuk bertahan hidup dan renang jarak jauh.

Berbeda dengan gaya renang lain yang memerlukan teknik pernapasan yang ritmis, gaya samping memungkinkan Kamu menjaga kepala tetap di atas air sepanjang waktu, memberikan pandangan yang jelas saat berenang. Hal ini membuat gaya ini sangat berguna untuk penyelamatan, pelatihan militer, dan renang daya tahan.

Salah satu ciri utama gaya samping adalah tendangan gunting (scissor kick), di mana kedua kaki bergerak secara terpisah sebelum menyatu kembali untuk mendorong tubuh ke depan.

Tangan atas menarik sementara tangan bawah diluruskan ke depan, menciptakan gerakan yang halus dan hemat energi. Teknik ini memungkinkan Kamu menempuh jarak yang jauh tanpa mudah lelah, dan sangat penting bagi tentara, penjaga pantai, serta tim penyelamat.

Gaya samping banyak diajarkan dalam program pelatihan militer, terutama pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Tentara dan pelaut menggunakan gaya ini untuk menyeberangi sungai, membantu rekan yang terluka, dan melakukan penyelamatan di air.

Walaupun gaya samping sudah tidak digunakan dalam renang kompetitif, gaya ini tetap menjadi keterampilan berharga dalam pelatihan keselamatan dan bertahan hidup di air.

Pada akhir abad ke-19, perenang asal Inggris, John Trudgen, memperkenalkan variasi baru dari gaya samping yang melibatkan gerakan tangan melingkar di atas air (overarm stroke).

Saat berkunjung ke Amerika Selatan, ia mengamati perenang asli menggunakan teknik yang melibatkan gerakan tangan bergantian, bukan gerakan mendayung seperti pada gaya samping tradisional. Dengan mengadaptasi gaya ini, Trudgen menciptakan apa yang kemudian dikenal sebagai gaya Trudgen.

Gaya baru ini lebih cepat dan lebih kuat dibandingkan gaya samping asli karena gerakan tangan di atas air mengurangi hambatan dan meningkatkan daya dorong.

Teknik Trudgen dengan cepat menjadi populer dalam renang kompetitif, di mana para perenang selalu mencari cara untuk mempercepat waktu mereka. Gaya ini kemudian berkembang menjadi gaya bebas (front crawl), yang kini menjadi gaya utama dalam kategori freestyle.

Gaya Bebas (Front Crawl)

Gaya Bebas (Front Crawl)

Gaya bebas, yang saat ini dikenal sebagai freestyle, berasal dari teknik berenang masyarakat adat. Pada awalnya, para perenang Eropa menggunakan gaya seperti gaya samping dan gaya dada, yang memang lebih lambat, namun memberikan stabilitas yang lebih besar.

Namun pada abad ke-19, perenang asal Inggris, John Trudgen, mengamati masyarakat adat Amerika Selatan yang menggunakan gaya tangan melingkar di atas kepala dengan tendangan gunting. Teknik ini jauh lebih efisien karena memungkinkan dorongan terus-menerus dengan hambatan minimal.

Trudgen memperkenalkan gaya ini ke Eropa, dan kemudian para perenang Australia menyempurnakannya dengan mengganti tendangan gunting menjadi tendangan kaki cepat (flutter kick), yang semakin meningkatkan kecepatan dan efisiensi.

Adopsi gaya bebas merevolusi dunia renang kompetitif, terutama dalam kategori freestyle. Pada awal abad ke-20, gaya ini menjadi gaya dominan dalam perlombaan karena terbukti jauh lebih cepat dibanding gaya samping dan gaya dada. Pada tahun 1920-an dan 1930-an, teknik ini semakin disempurnakan dengan fokus pada pernapasan dua sisi (bilateral breathing) dan rotasi tubuh yang lebih baik, yang membantu mengurangi hambatan dan menjaga momentum.

Gaya bebas menjadi dasar dalam kategori freestyle, di mana Kamu bebas memilih gaya renang yang digunakan. Kehadirannya secara drastis menurunkan waktu tempuh perlombaan, menjadikannya teknik yang paling disukai di kompetisi internasional, termasuk Olimpiade.

Gaya Punggung (Backstroke)

Gaya punggung awalnya dikembangkan sebagai variasi dari gaya dada, yang memungkinkan Kamu berenang secara efisien sambil tetap menjaga wajah di atas permukaan air.

Para perenang masa awal menemukan bahwa dengan berbalik menghadap ke atas dan melakukan gerakan tangan serta kaki mirip gaya dada, mereka bisa mengurangi kelelahan sambil mempertahankan ritme renang yang stabil. Metode ini sangat berguna untuk renang di perairan terbuka, di mana visibilitas dan pernapasan sangat penting.

Berbeda dengan gaya dada yang membutuhkan gerakan kepala secara berkala untuk bernapas, gaya punggung memungkinkan pernapasan yang tidak terputus, menjadikannya alternatif yang praktis untuk renang jarak jauh.

Pada awal abad ke-20, gaya punggung diakui sebagai gaya kompetitif, dan teknik aslinya dimodifikasi untuk meningkatkan kecepatan dan mengurangi hambatan. Alih-alih menggunakan tendangan katak, para kompetitor mulai menggunakan tendangan kaki cepat seperti pada gaya bebas, yang memberikan dorongan lebih baik.

Gerakan tangan pun berevolusi dari gerakan mendayung sederhana menjadi gerakan melingkar di atas kepala secara bergantian, memungkinkan Kamu berenang dengan lebih halus dan cepat. Saat gaya punggung masuk ke Olimpiade pada tahun 1900, aturan resminya mulai dibakukan, memicu perkembangan teknik modern yang digunakan saat ini.

Seiring waktu, kemajuan dalam metode pelatihan dan teknologi telah meningkatkan performa gaya punggung secara drastis. Kamera berkecepatan tinggi dan analisis bawah air membantu menyempurnakan posisi tubuh, efisiensi gerakan, dan teknik berbelok.

Pengenalan backstroke flip turn pada tahun 1990-an memungkinkan Kamu mempertahankan momentum saat berbalik arah, yang membantu memangkas waktu tempuh secara signifikan. Selain itu, baju renang modern yang dirancang khusus untuk efisiensi hidrodinamika turut mengurangi hambatan, membuat pergerakan Kamu di air lebih mulus.

Saat ini, gaya punggung merupakan salah satu nomor utama dalam renang kompetitif, dan para atlet terus mendorong batas kemampuan melalui pelatihan kekuatan, optimasi teknik, dan riset ilmiah.

Gaya Kupu-Kupu (Butterfly)

Gaya kupu-kupu muncul pada tahun 1930-an sebagai variasi dari gaya dada, ketika para perenang bereksperimen dengan cara baru untuk meningkatkan kecepatan. Secara tradisional, gaya dada mengharuskan kedua tangan bergerak melingkar di dalam air secara bersamaan.

Namun beberapa perenang menemukan bahwa dengan mengangkat kedua tangan keluar dari air secara bersamaan, mereka bisa mengurangi hambatan dan berenang lebih cepat.

Awalnya, modifikasi ini masih dianggap bagian dari gaya dada, tetapi seiring berkembangnya teknik ini, akhirnya diakui sebagai gaya yang berbeda secara fundamental.

Perbedaan utama terletak pada pengenalan tendangan lumba-lumba (dolphin kick), di mana kedua kaki Kamu bergerak bersamaan dalam gerakan seperti gelombang, menggantikan tendangan katak yang biasa digunakan pada gaya dada. Perubahan ini secara signifikan meningkatkan kecepatan, menjadikan gaya kupu-kupu sebagai gaya tercepat kedua setelah gaya bebas.

Saat gaya kupu-kupu diperkenalkan secara resmi sebagai nomor lomba tersendiri pada Olimpiade 1956, tekniknya sudah sangat disempurnakan, termasuk kekuatan tubuh bagian atas yang kuat, timing yang presisi, dan putaran yang ramping (streamlined turns).

Gaya kupu-kupu dikenal sebagai gaya renang yang paling menuntut secara fisik, karena memerlukan kekuatan, koordinasi, dan daya tahan yang luar biasa.

Gerakan tangan yang pulih secara bersamaan dan tendangan lumba-lumba menghasilkan resistansi yang tinggi, sehingga Kamu harus menghasilkan dorongan maksimal pada setiap gerakan sambil menjaga ritme.

Berbeda dengan gaya bebas dan punggung yang memungkinkan satu tangan bergerak bergantian, gaya kupu-kupu membutuhkan keterlibatan seluruh tubuh, sehingga rasa lelah lebih cepat muncul.

Untuk dapat mempertahankan gaya ini pada jarak lomba 50 meter hingga 200 meter, perenang gaya kupu-kupu harus berlatih secara intensif untuk membangun kekuatan tubuh bagian atas, kestabilan otot inti, dan daya tahan kardiovaskular.

Kesimpulan Tentang Sejarah Gaya Renang

Sejarah gaya renang adalah bukti nyata dari kemampuan manusia untuk beradaptasi, berinovasi, dan saling berbagi antar budaya. Apa yang awalnya merupakan keterampilan dasar untuk bertahan hidup kini telah berkembang menjadi teknik yang disempurnakan dan menjadi ciri khas renang kompetitif modern.

Dari gambaran awal gaya dada di Mesir kuno hingga efisiensi cepat gaya bebas yang Kamu lihat hari ini, setiap gaya telah mengalami penyempurnaan besar selama berabad-abad melalui latihan, perlombaan, dan kemajuan teknologi.

Kalau Kamu ingin belajar renang dengan cara yang terstruktur dan efektif, pertimbangkan JustSwim Indonesia. Didirikan pada tahun 2020 oleh tim perenang kompetitif, triatlet, dan penyelamat profesional, JustSwim mengkhususkan diri dalam pelajaran renang privat untuk memaksimalkan pembelajaran dalam kelompok kecil.

Di JustSwim, kami tidak akan meninggalkan kolam sampai Kamu benar-benar menguasai gaya renangmu. Mulailah perjalanan Kamu bersama tim yang berdedikasi dan mengutamakan keselamatan air, perkembangan keterampilan, dan kesenangan saat belajar.

Pesan sesi pertama Kamu hari ini!

Pertanyaan yang Sering Diajukan Tentang Sejarah Gaya Renang

Apakah Perenang Modern Masih Menggunakan Teknik Renang Kuno?

Ya, perenang modern masih menggunakan elemen dari teknik renang kuno, meskipun sudah mengalami banyak penyempurnaan. Misalnya, gerakan gaya dada dapat ditelusuri hingga lukisan kuno, tetapi versi modernnya jauh lebih cepat dan terstruktur karena adanya peningkatan posisi tubuh dan waktu gerakan.

Selain itu, teknik seperti sculling, gaya samping, dan mengapung di air yang dulu digunakan untuk bertahan hidup, kini masih digunakan dalam pelatihan penyelamatan dan renang jarak jauh.

Bagaimana Gaya Renang Mempengaruhi Pelatihan Militer di Masa Lalu?

Gaya renang memiliki peran penting dalam pelatihan militer, terutama untuk angkatan laut dan operasi amfibi. Bangsa Romawi, Yunani, dan bahkan Samurai berlatih teknik bertempur di air, menggunakan gaya seperti gaya dada dan gaya samping untuk pergerakan yang senyap dan efisien.

Di masa kini, unit militer elit seperti Navy SEALs dan pasukan khusus masih mengandalkan gaya renang hemat energi seperti combat sidestroke untuk misi berenang jarak jauh dan operasi di air.

Apakah Ada Gaya Renang yang Tidak Menguras Energi Tapi Tetap Efektif?

Ya, gaya samping adalah salah satu gaya renang paling hemat energi, sehingga sangat cocok untuk renang jarak jauh dan penyelamatan. Berbeda dengan gaya lain yang memerlukan gerakan tangan berulang secara cepat, gaya samping memungkinkan Kamu meluncur di air dengan hambatan minimal, sambil menghemat tenaga.

Gaya Renang Mana yang Paling Sedikit Berubah Sepanjang Sejarah?

Gaya dada adalah gaya yang paling konsisten dari zaman dahulu hingga sekarang. Lukisan-lukisan Mesir dan Romawi menggambarkan gaya ini dengan gerakan yang mirip seperti versi modern.

Meskipun gaya dada modern sudah lebih cepat—dengan tarikan tangan yang lebih efektif, gerakan meluncur yang lebih halus, dan tendangan yang lebih terarah—gerakan dasar berupa tendangan katak dan sapuan tangan serentak tetap hampir tidak berubah selama berabad-abad.

Mengapa Gaya Kupu-Kupu Awalnya Merupakan Bagian dari Gaya Dada?

Gaya kupu-kupu awalnya dikembangkan pada tahun 1930-an sebagai variasi dari gaya dada, ketika para perenang menemukan bahwa gerakan tangan di atas permukaan air bisa meningkatkan kecepatan.

Pada masa itu, perenang kompetitif sedang bereksperimen dengan berbagai teknik untuk memperoleh keunggulan, dan gerakan ini terbukti bisa mengurangi hambatan serta meningkatkan dorongan di air.

TENGTANG PENULIS

JustSwim Indonesia Team

JustSwim Indonesia Team

id_IDIndonesian